tag:blogger.com,1999:blog-54679054188496409012023-11-16T14:08:40.432+07:00Belajar Bahasa IndonesiaSekolah Menengah Atas..cheat rahttp://www.blogger.com/profile/00539936882102931218noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-5467905418849640901.post-72910129507427135692009-09-30T15:21:00.004+07:002009-11-14T15:47:28.384+07:00PUISI<b>Puisi</b> (dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahasa_Yunani_kuno&action=edit&redlink=1" class="new" title="Bahasa Yunani kuno (halaman belum tersedia)">bahasa Yunani kuno</a>: <i><span class="polytonic" lang="grc" style="font-family:Athena,Gentium,Palatino Linotype,Arial Unicode MS,Lucida Sans Unicode,Lucida Grande,Code2000;">ποιέω/ποιῶ</span></i> (poiéo/poió) = I create) adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni" title="Seni">seni</a> tertulis di mana <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa" title="Bahasa">bahasa</a> digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. <p>Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prosa" title="Prosa">prosa</a>. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas.</p> <p>Baris-baris pada prosa dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag, dll). Hal tersebut merupakan salah satu cara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penulis" title="Penulis">penulis</a> untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi terkadang juga hanya berisi satu kata/suku <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kata" title="Kata">kata</a> yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Puisi_lama&action=edit&redlink=1" class="new" title="Puisi lama (halaman belum tersedia)">puisi lama</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Puisi_baru&action=edit&redlink=1" class="new" title="Puisi baru (halaman belum tersedia)">puisi baru</a></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Menurut zamannya puisi dibagi menjadi puisi lama dan baru<br /> </p><p align="center"> </p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);" align="center"><span style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"><em>PUISI LAMA</em></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);" align="left"><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;">Ciri-ciri puisi lama:</span></p> <ul style="color: rgb(0, 0, 0);"><li> <div align="justify"><span style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;">Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.</span></div> </li><li> <div align="justify"><span style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.</span></div> </li><li> <div align="justify"><span style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.</span></div> </li></ul> <p style="color: rgb(0, 0, 0);" align="justify"><span style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;">Yang termasuk puisi lama adalah:</span></p> <ul style="color: rgb(0, 0, 0);"><li> <div align="justify"><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Mantra</em> adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.</span></div> </li><li> <div align="justify"><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Pantun</em> adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.</span></div> </li><li> <div align="justify"><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Karmina</em> adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.</span></div> </li><li> <div align="justify"><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Seloka</em> adalah pantun berkait.</span></div> </li><li> <div align="justify"><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Gurindam</em> adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.</span></div> </li><li> <div align="justify"><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Syair</em> adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.</span></div> </li><li> <div align="justify"><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Talibun</em> adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.</span></div> </li></ul> <p style="color: rgb(0, 0, 0);" align="center"><span style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> <em>PUISI BARU</em></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);" align="justify"><span style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;">Puisi baru bentuknya lebih b</span><span style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;">ebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas:</span></p> <ul style="color: rgb(0, 0, 0);"><li><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Balada</em> adalah puisi berisi kisah/cerita.</span></li><li><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Himne</em> adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.</span></li><li><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Ode</em> adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.</span></li><li><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Epigram</em> adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.</span></li><li><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Romance</em> adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.</span></li><li><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Elegi</em> adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.</span></li><li><span align="justify" style="font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;"> <em>Satire</em> adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.</span></li></ul><br /><br />Contoh puisi:<br /><br /><span style="font-weight: bold;">KRAWANG-BE</span><span style="font-weight: bold;">KASI </span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">Chairil Anwar</span></span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.geocities.com/wongkenebae/chairil-anwar.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 192px; height: 183px;" src="http://www.geocities.com/wongkenebae/chairil-anwar.jpg" alt="" border="0" /></a>Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi<br />tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.<br />Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,<br />terbayang kami maju dan mendegap hati ?<br /><br />Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi<br />Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak<br />Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.<br />Kenang, kenanglah kami.<br /><br /><br />Kami sudah coba apa yang kami bisa<br />Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa<br /><br />Kami cuma tulang-tulang berserakan<br />Tapi adalah kepunyaanmu<br />Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan<br /><br />Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan<br />atau tidak untuk apa-apa,<br />Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata<br />Kaulah sekarang yang berkata<br /><br />Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi<br />Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak<br /><br />Kenang, kenanglah kami<br />Teruskan, teruskan jiwa kami<br />Menjaga Bung Karno<br />menjaga Bung Hatta<br />menjaga Bung Sjahrir<br /><br />Kami sekarang mayat<br />Berikan kami arti<br />Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian<br /><br />Kenang, kenanglah kami<br />yang tinggal tulang-tulang diliputi debu<br />Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasicheat rahttp://www.blogger.com/profile/00539936882102931218noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5467905418849640901.post-28974303944823958462009-09-29T21:19:00.004+07:002009-11-14T15:47:52.396+07:00Paragraf<p style="color: rgb(0, 0, 0);">Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">- Syarat sebuah paragraf<br />Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :<br />1. Kalimat Pokok<br />Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.<br />2. Kalimat Penjelas<br />Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.<br /></p><p style="color: rgb(0, 0, 0);">Jenis:</p><p style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">(1) Paragraf Deduktif</span><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(51, 102, 255);"><span lang="EN-GB">(2) Paragraf Induktif</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-enjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(0, 204, 204);"><span lang="EN-GB"><span style="color: rgb(51, 102, 255);">(3) Paragraf Gabungan atau <span style="font-weight: bold;">C</span>ampuran</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok karena penulis merasa perlu untuk itu. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.. Contoh paragraf campuran seperti dikemukakan oleh Keraf (1989:73):</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0.4pt 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style=";font-family:";" lang="EN-GB">Sifat kodrati bahasa yang lain yang perlu dicatat di sini ialah bahwasanya tiap bahasa mempunyai sistem. Ungkapan yang khusus pula, masing-masing lepas terpisah dan tidak bergantung dari yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa dan sistem makna tiap bahasa dibatasi oleh kerangka alam pikiran bangsa yang memiliki bahasa itu kerangka pikiran yang saya sebut di atas. Oleh karena itu janganlah kecewa apabila bahasa Indonesia tidak membedakan jamak dan tunggal, tidak mengenal kata dalam sistem kata kerjanya, gugus fonem juga tertentu polanya, dan sebagainya. Bahasa Inggris tidak mengenal “unggah-ungguh”. Bahasa Zulu tidak mempunyai kata yang berarti “lembu”, tetapi ada kata yang berarti “lembu putih”, “lembu merah”, dan sebagainya. Secara teknis para linguis mengatakan bahwa tiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal, serta pola semantik yang khusus.<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 19.45pt 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-GB" style="font-family:Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-GB"><span style="color: rgb(51, 102, 255);">(4) Paragraf Tanpa Kalimat Utama</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi. Contoh paragraf tanpa kalimat utama:</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0.4pt 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style=";font-family:";" lang="EN-GB">Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di pelbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda itu menjadi bola api membentuk cendawan membubung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan <st1:place st="on"><st1:city st="on">guntur</st1:city></st1:place> dan terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya.(Intisari, Feb.1996 dalam Keraf, 1980:74)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 19.45pt 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-GB" style="font-family:Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Sukar sekali untuk mencari sebuah kalimat topik dalam paragraf di atas, karena seluruh paragraf bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih penting dari yang lain. Semuanya sama penting, dan bersama-sama membentuk kesatuan dari paragraf tersebut. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span lang="EN-GB">Paragraf tanpa kalimat utama disebut juga paragraf naratif atau paragraf deskriptif, yang merupakan salah satu jenis paragraf yang dibicarakan dalam penelitian ini.</span></p>cheat rahttp://www.blogger.com/profile/00539936882102931218noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5467905418849640901.post-55386914037447988962009-09-29T21:15:00.003+07:002009-11-14T15:48:12.569+07:00PANTUN<p><b>Pantun</b> merupakan salah satu jenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Puisi" title="Puisi">puisi</a> lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai <i>parikan</i> dan dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sunda" title="Bahasa Sunda">bahasa Sunda</a> dikenal sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paparikan" title="Paparikan">paparikan</a>. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), ber<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sajak&action=edit&redlink=1" class="new" title="Sajak (halaman belum tersedia)">sajak</a> akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.</p> <p>Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sampiran" title="Sampiran">sampiran</a></i> dan <i><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Isi&action=edit&redlink=1" class="new" title="Isi (halaman belum tersedia)">isi</a></i>. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.</p> <p><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karmina" title="Karmina">Karmina</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Talibun" title="Talibun">talibun</a> merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).</p><p>Jenis:</p><ul style="color: rgb(0, 0, 0);"><li class="toclevel-1 tocsection-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Peran_pantun"><span class="tocnumber">1</span> <span class="toctext">Peran pantun</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Struktur_Pantun"><span class="tocnumber">2</span> <span class="toctext">Struktur Pantun</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Pantun_Adat"><span class="tocnumber">3</span> <span class="toctext">Pantun Adat</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-4"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Pantun_Agama"><span class="tocnumber">4</span> <span class="toctext">Pantun Agama</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-5"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Pantun_Budi"><span class="tocnumber">5</span> <span class="toctext">Pantun Budi</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-6"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Pantun_Jenaka"><span class="tocnumber">6</span> <span class="toctext">Pantun Jenaka</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-7"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Pantun_Kepahlawanan"><span class="tocnumber">7</span> <span class="toctext">Pantun Kepahlawanan</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-8"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Pantun_Kias"><span class="tocnumber">8</span> <span class="toctext">Pantun Kias</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-9"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Pantun_Nasihat"><span class="tocnumber">9</span> <span class="toctext">Pantun Nasihat</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-10"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Pantun_Percintaan"><span class="tocnumber">10</span> <span class="toctext">Pantun Percintaan</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-11"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Pantun_Peribahasa"><span class="tocnumber">11</span> <span class="toctext">Pantun Peribahasa</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-12"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Pantun_Perpisahan"><span class="tocnumber">12</span> <span class="toctext">Pantun Perpisahan</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-13"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun#Pantun_Teka-teki"><span class="tocnumber">13</span> <span class="toctext">Pantun Teka-teki</span></a></li></ul>cheat rahttp://www.blogger.com/profile/00539936882102931218noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5467905418849640901.post-11700831058054998352009-09-29T21:10:00.002+07:002009-09-29T21:12:34.261+07:00Peribahasa<b>Peribahasa</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a>: <i>proverb</i>) adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, pepatah. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena didahului oleh perkataan seolah-olah, ibarat, bak, seperti, laksana, macam, bagai, dan umpama.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Jenis Peribahasa :</span><br />1.Pepatah<br />2.Perumpamaan<br />3.Pemeo<br />4.Ungkapan<br /><br /><span style="font-weight: bold;">A.Pepatah, Jenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua-tua.</span><br />Contoh:<br />a. Air tenang menghayutkan.(orang pendiam, tetapi berilmu banyak)<br />b. Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah. ( dalam melakukan suatu pekerjaan hendaknya selalu berhati-hati)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">B.Perumpamaan, Jenis peribahasa yang berisi perbandingan yang menggunakan kata seperti, bagai, bak, laksana, dll.</span><br />Contoh:<br />a. Seperti pungguk merindukan bulan. (mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai)<br />b. Laksana burung dalam sangkar. (seseorang yang terikat oleh keadaan)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">C.Pemeo, Jenis peribahasa yang biasanya digunakan untuk semboyan.</span><br />Contoh:<br />a. Esa hilang, dua terbilang. (terus berusaha hingga tercapai cita-cita)<br />b. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. (seia sekata atau bersatu padu)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">D.Ungkapan, Gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.</span><br />Contoh:<br />a.Mereka sudah banyak makan garam dalam hal itu. (banyak pengalaman)<br />b.Hati-hati terhadapnya, ia terkenal si panjang tangan. (suka mencuri)cheat rahttp://www.blogger.com/profile/00539936882102931218noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5467905418849640901.post-43714350009734103612009-09-29T21:03:00.002+07:002009-09-29T21:08:50.234+07:00Majas<b style="font-family: arial;">Majas</b><span style="font-family:arial;"> atau </span><b style="font-family: arial;">gaya bahasa</b><span style="font-family:arial;"> adalah pemanfaatan kekayaan </span><a style="font-family: arial;" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa" title="Bahasa">bahasa</a><span style="font-family:arial;">, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok </span><a style="font-family: arial;" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penulis" title="Penulis">penulis</a><span style="font-family:arial;"> </span><a style="font-family: arial;" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sastra" title="Sastra">sastra</a><span style="font-family:arial;"> dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-family:Comic Sans MS;"><b><br /></b><span style="font-family:arial;">Dalam Bahasa Indonesia, majas terdiri dari 4 jenis:</span><br /><span style="font-family:arial;"> 1. majas perbandingan</span><br /><span style="font-family:arial;"> 2. majas sindiran</span><br /><span style="font-family:arial;"> 3. majas penegasan</span><br /><span style="font-family:arial;"> 4. majas pertentangan</span></span></span><span style="font-family:Comic Sans MS;"><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"><span>Majas Perbandingan</span><br />1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.<br />2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.<br />3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.<br />4. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll.<br />5. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.<br />6. Sinestesia: Metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indra untuk dikenakan pada indra lain.<br />7. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.<br />8. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.<br />9. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.<br />10. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.<br />11. Litotes: Ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.<br />12. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.<br />13. Personifikasi: Pengungkapan dengan menyampaikan benda mati atau tidak bernyawa sebagai manusia.<br />14. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.<br />15. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.<br />16. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.<br />17. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.<br />18. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.<br />19. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.<br />20. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.<br />21. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.<br />22. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.<br />23. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.</span><br /> <br /> <span style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"><span>Majas Sindiran</span><br />1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.<br />2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.<br />3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).<br />4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.<br />5. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.</span><br /> <br /> <span style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"><span>Majas Penegasan</span><br />1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.<br />2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.<br />3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.<br />4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.<br />5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.<br />6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.<br />7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.<br />8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.<br />9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.<br />10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.<br />11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.<br />12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.<br />13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.<br />14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.<br />15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.<br />16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.<br />17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.<br />18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.<br />19. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.<br />20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.<br />21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.<br />22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.<br />23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.<br />24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.<br />25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu. </span><br /> <br /> <span style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"><span>Majas Pertentangan</span><br />1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.<br />2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.<br />3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.<br />4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.<br />5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya. </span><br /></span>cheat rahttp://www.blogger.com/profile/00539936882102931218noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5467905418849640901.post-23207200688950497322009-09-29T20:55:00.003+07:002009-09-29T21:01:18.841+07:00Perwatakan dan Penokohan<span style="font-weight: bold;">Perwatakan</span><br /><br />Perwatakan adalah penggambaran watak atau sifat tokoh cerita.<br /><br />Perwatakan berfungsi<span style="font-weight: bold;"> </span>menyiapkan atau menyediakan alasan bagi tindakan tertentu dengan cara menggambarkan watak atau sifat-sifat tokoh-tokoh cerita.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Watak atau tokoh dalam cerita terbagi atas 3 macam,</span> yaitu :<br />1. <span style="font-weight: bold;">Tokoh Protagonis</span> adalah tokoh utama dalam drama yang dimunculkan untuk mengatasi berbargai persoalan yang dihadapi dalam cerita.<br />2. <span style="font-weight: bold;">Tokoh Antagonis</span> adalah tokoh yang melawan Protagonis.<br />3. <span style="font-weight: bold;">Tokoh Tritagonis</span> adalah tokoh pendamai yaitu tokoh yang tidak memiliki sifat Protagonis dan Antagonis.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Penokohan</span><br /><br />Penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh itu. Penokohan dapat digambarkan melalui dialog antartokoh, tanggapan tokoh lain terhadap tokoh utama, atau pikiran-pikiran tokoh. Melalui penokohan, dapat diketahui bahwa karakter tokoh adalah seorang yang baik, jahat, atau bertanggung jawab.cheat rahttp://www.blogger.com/profile/00539936882102931218noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-5467905418849640901.post-78104301433177148712009-09-29T20:52:00.001+07:002009-09-29T20:54:15.049+07:00CERPEN<p style="color: rgb(0, 0, 0);"><b>Cerita pendek</b> atau sering disingkat sebagai <b>cerpen</b> adalah suatu bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prosa" title="Prosa">prosa</a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Naratif&action=edit&redlink=1" class="new" title="Naratif (halaman belum tersedia)">naratif</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fiktif" title="Fiktif">fiktif</a>. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Novella&action=edit&redlink=1" class="new" title="Novella (halaman belum tersedia)">novella</a> (dalam pengertian modern) dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Novel" title="Novel">novel</a>. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tokoh" title="Tokoh" class="mw-redirect">tokoh</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Plot&action=edit&redlink=1" class="new" title="Plot (halaman belum tersedia)">plot</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tema" title="Tema">tema</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa" title="Bahasa">bahasa</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Insight&action=edit&redlink=1" class="new" title="Insight (halaman belum tersedia)">insight</a> secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Cerita pendek berasal dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anekdot&action=edit&redlink=1" class="new" title="Anekdot (halaman belum tersedia)">anekdot</a>, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lisan" title="Lisan" class="mw-redirect">lisan</a>. Dengan munculnya novel yang <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Realisme_%28seni%29&action=edit&redlink=1" class="new" title="Realisme (seni) (halaman belum tersedia)">realistis</a>, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=E.T.A._Hoffmann&action=edit&redlink=1" class="new" title="E.T.A. Hoffmann (halaman belum tersedia)">E.T.A. Hoffmann</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anton_Chekhov" title="Anton Chekhov">Anton Chekhov</a>.</p><p style="color: rgb(0, 0, 0);">Ciri-ciri cerpen</p><p style="color: rgb(0, 0, 0);">1. Tidak lebih dari 10.000 kata ( selesai dalam " sekali duduk"/15-30 menit.)<br />2. Besifat Fiksi.<br />3. Fokus cerita pada satu kejadian tunggal.<br />4. Terbatas pada hal-hal yang penting saja.<br />5. Perwatakan tokoh digambarkan sekilas.<br />6. Alur yang digunakan alur rapat.<br />7. Konflik yang ditampilkan tidak menimbulkan perubahan nasib tokohny<strong><br /></strong></p><p style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Unsur-unsur Instrinsik Cerpen yaitu :</strong><br />1. Tema adalah ide atau gagasan yang menjadi pokok persoalan dalam sebuah cerita.<br />2. Amanat adalah pesan yamg disampaikan dalam cerita.<br />3. Alur adalah jalan cerita<br />4. Penokohan/Perwatakan.<br />5. Latar (tempat, waktu, suasana).<br />6. Sudut Pandang.<br />7. Konflik permasalahan apa yang ada dalam cerita.<br /><br /><strong>Unsur-unsur EkstrinsikCerpen yaitu :</strong><br />1. Latar belakang Pengarang/Penulis.<br />2. Latar belakang Budaya.<br />3. Latar belakang Zaman.<br />4. Latar belakang Ekonomi.<br />5. Latar belakang Politik.<br />6. Latar belakang Sosial.<br />7. Latar belakang Agama.<br /></p><p style="color: rgb(0, 0, 0);"><br /></p>cheat rahttp://www.blogger.com/profile/00539936882102931218noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5467905418849640901.post-56471861390173921622009-09-29T20:45:00.002+07:002009-09-29T20:47:05.394+07:00Peangantar Bahasa Indonesia<p style="color: rgb(0, 0, 0);"><b>Bahasa Indonesia</b> adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa" title="Bahasa">bahasa</a> resmi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Indonesia" title="Republik Indonesia" class="mw-redirect">Republik Indonesia</a> sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36. Ia juga merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Meski demikian, hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu seperti bahasa Melayu pasar, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa" title="Bahasa Jawa">bahasa Jawa</a>, bahasa Sunda, dan lain sebagainya. Untuk sebagian besar masyarakat Indonesia lainnya, bahasa Indonesia adalah bahasa kedua dan untuk taraf resmi bahasa Indonesia adalah bahasa pertama. Bahasa Indonesia merupakan sebuah dialek <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu" title="Bahasa Melayu">bahasa Melayu</a> yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1945" title="1945">1945</a>. Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu" title="Bahasa Melayu">bahasa Melayu</a> yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hajar_Dewantara" title="Ki Hajar Dewantara" class="mw-redirect">Ki Hajar Dewantara</a> dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, <i>"jang dinamakan 'Bahasa Indonesia' jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari 'Melajoe Riaoe', akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia"</i>. atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, Sumatra Utara, <i>"...bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia"</i>.<sup id="cite_ref-0" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia#cite_note-0">[1]</a></sup></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap "lahir" atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fonologi" title="Fonologi">Fonologi</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_bahasa" title="Tata bahasa">tata bahasa</a> dari bahasa Indonesia cukuplah mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai penghantar pendidikan di perguruan-perguruan di Indonesia.</p>cheat rahttp://www.blogger.com/profile/00539936882102931218noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5467905418849640901.post-68046192356602115732009-09-27T12:09:00.004+07:002009-09-27T13:22:12.088+07:00Persuasi vs Argumentasi<span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">Persuasi</span></span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Emosi </span>tetapi tidak lepas dari logika.<br />Mengajak pembaca agar mau mengikuti kehendak penulis.<br /><br />Didalamnya terdapat kata-kata ajakan seperti: mari, ayo. Isinya berupa ajakan seseorang agar sesuai dengan kehendak penulis<br /><br />Biasanya diawali penjelasan berupa argumen/alasan yang tepat, kemudian diakhiri himbauan/ajakan kepada pembaca/pendengar<br /><span style="font-size:130%;"><br /><span style="font-size:100%;"><br /><span style="font-weight: bold;">Argumentasi</span></span></span><br /><br />Logika<br /><br />Benar-salahnya gagasan/pendapat<br /><br />Isinya berupa pernyataan, ide, pendapat yang dikemukakan penulisnya, fakta untuk mendukung sesuatu.<br /><br />Biasanya diawali ide/pernyataan kemudian berikutnya disampaikan alasan, fakta, data, dan sebagainya.cheat rahttp://www.blogger.com/profile/00539936882102931218noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5467905418849640901.post-77906257627183360532009-09-26T15:16:00.002+07:002009-09-26T15:23:24.160+07:00PIDATOMari kita mempelajari <span style="font-weight: bold;">PIDATO</span><br /><p><i><b>Pidato</b></i> adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi guna menyatakan pendapatnya atau guna memberikan gambaran tentang suatu hal.Pidato biasanya dibawakan oleh 1 orang lalu memberikan orasi - orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut dibincangkan.Pidato adalah salah satu <span style="text-decoration: underline;">teori</span> dari pelajara bahasa Indonesia<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_indonesia" title="Bahasa indonesia" class="mw-redirect"><br /></a></p> <p>Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan banyak anak buahnya</p><p>Fungsi:<br /></p><ul><li>Mempermudah <span style="text-decoration: underline;">komunikasi</span> antar atasan dan bawahan</li><li>Mempermudah <span style="text-decoration: underline;">komunikasi </span> antar sesama <span style="text-decoration: underline;">anggota</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi" title="Organisasi"></a></li><li>Menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu 1 orang saja yang melakukan pidato tersebut</li><li>mempermudah komunikasi</li></ul><br />Metode Berpidato:<br /><ul><li>Metode Naskah (kurang menarik)<br /></li><li>Metode Menghafal (cenderung lupa)<br /></li><li>Metode Spontan (kurang menguasai materi)<br /></li><li>Metode Ekstemporan (paling ideal)</li></ul><br />Langkah-langkah:<br /><ul><li>Menentukan topik dan tujuan pidato</li><li>Memilih dan menyempitkan topik</li><li>Menganalisis situasi dan pendengar</li><li>Mengumpulkan bahan</li><li>membuat kerangka</li><li>Bersiap, berlatih, secara oral</li></ul>cheat rahttp://www.blogger.com/profile/00539936882102931218noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5467905418849640901.post-41635933582107529352009-09-26T14:38:00.003+07:002009-09-27T13:13:21.252+07:00Belajar Resensi Buku<div style="text-align: left;"><span style="font-weight: bold;">Menulis resensi..<br /><br /></span>Kawan2 sekalian, <em>kalo</em> ingin belajar melihat buku dengan objektif, dan qita ingin menjelaskan kepada orang lain tentang isi buku tersebut, cocok banget kalo qita belajar meresensi buku. Resensi? Apaan tuh?<br /><br />Resensi adalah tulisan yang berisikan dan bertujuan memberikan informasi kepada pembaca mengenai layak dan tidaknya suatu buku dibaca<br /><br />Dalam meresensi ada berbagai hal yang perlu diperhatikan. Dalam meresensi qt harus memberikan penilaian sejujur-jujurnya buku yang ingin kita bahas.<br /><br />Unsur-unsur yang terdapat dalam resensi adalah:<br /><br />1. Identitas buku<ul><li>Judul</li><li>Pengarang</li><li>Penerbit dan tahun terbit</li><li>Tebal buku</li><li>Harga</li><li>Ilustrasi sampul</li></ul>2. Pengkategorian jenis buku<br /><br />3. Identitas pengarang (nama,profesi,prestasi,karya yang dihasilkan,dsb)<br /><br />4. Analisis isi buku<br /><ul><li>Buku nonfiksi (ilmiah) : sistematika penyajian bab</li><li>Buku fiksi (non ilmiah) : Sinopsis dan anlisi unsur intrinsik seperti plot, penokohan, setting,dsb</li></ul>5. Keunggulan dan kelemahan isi buku<br /><br />6. Perbandingan<br /><ul><li>Membandingkan 2 buku sejenis, berbeda pengarang</li><li>membandingkan buku yang berbeda, tetapi satu pengarang</li></ul>7. Tujuan penulis buku<br /><br />8. Sasaran pembaca<br /><br />9. Bahasa yang dipergunakan<br /><br />10. Penutup/kesimpulan<br /><br />Contoh resensi:<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn1B0KXi3GSesZoQmBdXm5flJVkZsGyYvE70lFbJsAwtDNghI_J_VfrVVmzt9wJRWld1mXW20iANU7YP3nU3_FW_XJcE6-MREA5xmBoOKbVACtN7Ot6P9RKx06DE75hJYSvomJTlPOwc1y/s1600-h/maryamahkarpov.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 172px; height: 225px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn1B0KXi3GSesZoQmBdXm5flJVkZsGyYvE70lFbJsAwtDNghI_J_VfrVVmzt9wJRWld1mXW20iANU7YP3nU3_FW_XJcE6-MREA5xmBoOKbVACtN7Ot6P9RKx06DE75hJYSvomJTlPOwc1y/s400/maryamahkarpov.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5382047479939221250" border="0" /></a>Judul: <span style="font-weight: bold;">Maryamah Karpov</span><br />Penulis: Andrea Hirata<br />Penerbit: Bentang Pustaka<br />Cetakan: November 2008<br />Tebal: 504 halaman + xii<br /><br /><br />Maryamah Karpov, buku terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata telah terbit. Apakah buku tersbut dapat menyaingi kesuksesan buku-buku sebelumnya? Ada baiknya kita lihat dulu resensinya. Resensi berikut bukan suatu yang mutak harus diterima semua kalangan, melainkan hanya sebagai patokan untuk para pembacanya.<br /><br />Benarkah kekuatan cinta mampu membuat manusia melakukan hal-hal di luar kewajaran sekaligus 'sinting' di mata orang-orang sekeliling? Di dalam novel Maryamah Karpov yang merupakan buku ke-4 dari Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini akan kalian dapatkan jawabnya. Buku ini menceritakan usaha Ikal sebagai tokoh sentral di dalam Tetralogi Laskar Pelangi untuk menemukan belahan jiwanya: A Ling. Setelah melanglang buana ke sana ke mari tanpa pernah menemukan petunjuk keberadaan A Ling rupanya Ikal tak pernah putus asa, ia terus mencari dan mencari tambatan hatinya itu.<br /><br />Di bagian awal buku diceritakan secara flashback kenangan masa kecil Ikal bersama keluarganya di Belitong. Sosok ayahnya yang pendiam tapi penuh kasih kepada keluarganya nampaknya memiliki porsi yang istimewa di buku ini. Sosok ayah ini pula yang menginspirasi Ikal untuk tidak menyerah pada nasib bahkan melecut semangatnya dalam mewujudkan mimpi-mimpi. Dalam salah satu bagian Andrea mengungkapkannya seperti ini:<br />"Jika dulu aku tak menegakkan sumpah untuk sekolah setinggi-tingginya demi martabat ayahku, aku dapat melihat diriku dengan terang sore ini; sedang berdiri dengan tubuh hitam kumal, yang kelihatan hanya mataku, memegang sekop menghadap gunungan timah, mengumpulkan napas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi sampai magrib, menggantikan tugas ayahku, yang dulu menggantikan tugas ayahnya. Aku menolak semua itu! Aku menolak perlakuan buruk nasib kepada ayahku dan kepada kaumku. Kini Tuhan telah memeluk mimpiku. Atas nama harkat kaumku, martabat ayahku, kurasakan dalam aliran darahku saat nasib membuktikan sifatnya yang hakiki bahwa ia akan memihak kepada para pemberani."<br /><br />Dikisahkan pula saat-saat terakhir Ikal menyelesaikan studinya di Perancis dan perjalanan kembali ke tanah air, serupa peribahasa 'setinggi-tinggi bangau terbang, akhirnya hinggap ke pelimbahan (kubangan) juga', seperti itulah yang dialami Ikal. Sejauh apa ia mampu mencapai sudut-sudut dunia dan memasuki pergaulan lintas bangsa toh akhirnya harus menerima kenyataan kembali ke lingkungan asal yang bersahaja. Di sini timbul ironi bahwa ilmu tingkat tinggi yang diperoleh dengan susah payah di Perancis ternyata tak membawa pengaruh signifikan bagi dirinya juga kampung halamannya.<br /><br />Kembali ke kampung halaman berarti berbaur dengan kultur nenek moyangnya. Serasa menemukan kembali mozaik-mozaik kenangan lama. Dengan gamblangnya bisa kita ketahui kebiasaan-kebiasaan orang Melayu Belitong, diantaranya adalah kebiasaan membual dan melebih-lebihkan cerita. Juga kebiasaan menyematkan nama baru di belakang nama asli, semata-mata untuk mengolok-olok bahkan merendahkan martabat yang empunya nama. Coba simak nama-nama unik berikut: Mahmuddin Berita Buruk, mendapatkan nama belakang seperti itu lantaran pekerjaannya sebagai tukang menyiarkan berita kematian lewat toa. Atau Marhaban Hormat Grak karena kebiasaannya menjadi komandan pasukan baris-berbaris di acara tujuh belasan, serta lebih banyak lagi nama-nama kocak lainnya lengkap dengan latar belakang diperolehnya nama tersebut. Tampaknya Andrea Hirata berhasil mengekspos sisi ini menjadi sebuah guyonan yang membikin pembaca tergelak.<br /><br />Yang paling mengesankan adalah pertemuan kembali dengan teman-teman lamanya yang tergabung dalam Laskar Pelangi. Mereka kini telah tumbuh dewasa dan masing-masing telah menemukan hidupnya. Sebuah ironi kembali dirasakan Ikal. Para sahabat Laskar Pelangi ini tak pernah pergi ke mana-mana, namun mereka telah menemukan hidup bahkan cinta sekaligus, sementara Ikal yang telah mencapai sudut-sudut dunia merasa tak menemukan apa-apa, tak juga cintanya.<br />Setelah belasan tahun berlalu, persahabatan mereka tetap abadi bahkan dalam setiap kesulitan yang dihadapi Ikal, sahabat-sahabatnyalah yang jadi juru selamat. 'That's what friends are for', sesuai dengan ungkapan yang dicuplik dari sebuah lirik lagu.<br /><br />Titik terang keberadaan A Ling mulai terlihat setelah seorang nelayan menemukan sejumlah mayat mengambang di laut. Tanda fisik berupa tato kupu-kupu hitam di tubuh mayat mengingatkan Ikal pada sosok kekasihnya itu yang ternyata memiliki tanda serupa.<br />Berdasarkan analisa dan insting maka sampailah Ikal pada sebuah dugaan, A Ling berada di Pulau Batuan, sebuah gugusan pulau-pulau kecil yang sangat strategis bagi para pendatang haram untuk menyeberang ke Singapura. Di sekitar pulau inilah berkuasa para lanun (bajak laut) yang terkenal bengis dan tak segan mencabut nyawa orang.<br /><br />Bukan perkara mudah untuk mencapai Pulau Batuan karena tiada satu pun perahu nelayan yang berani melaut ke sana, tidak juga untuk sekadar mendekati. Satu-satunya cara adalah membuat perahu sendiri, tetapi mungkinkah itu? Diperlukan bukan hanya uang dan tenaga tapi juga keahlian membuat perahu. Meleset sedikit saja perhitungan, perahu bukannya meluncur di air malah membatu dan tenggelam. Dan untuk yang satu ini rupanya Ikal tak punya keahlian sama sekali.<br />Namun bukan Ikal namanya kalau gampang menyerah. Demi A Ling apa pun dan siapa pun tak akan mampu menghalangi tekadnya yang telah membatu itu. Dari sinilah kawan, kesulitan demi kesulitan menghadangnya, bahkan tak sedikit orang-orang di sekitar mencapnya sinting. Ikal menghadapi sebuah pertaruhan besar dan bertekad untuk memenangkannya. Sekali lagi pertolongan dari sahabat sejati terutama Lintang dan Mahar yang membuatnya lolos dari kesulitan-kesulitan itu.<br /><br />Novel ini rupanya ingin menggaris bawahi sebuah pesan, janganlah engkau takut bermimpi. Tiada sesuatu hal yang mustahil dilakukan asal dilakukan dengan tekad baja dan semangat pantang menyerah, karena bukankah Tuhan selalu beserta para pemberani?<br />Kata demi kata mengalir bak sihir seperti melarang kita menutup buku, menyudahi membaca sebelum mencapai kata akhir. Inilah kepiawaian Andrea dalam memilih kata-kata yang telah teruji di 3 buku sebelumnya.<br /><br />Tentu saja tiada gading yang tak retak, seperti juga dengan buku Maryamah Karpov ini. Ada beberapa hal yang mengganjal setelah selesai membaca, antara lain tidak ditemukannya hubungan langsung antara judul dan bangunan cerita secara keseluruhan. Maryamah Karpov di sini digambarkan sebagai seorang perempuan yang biasa dipanggil mak cik, mendapat tambahan nama belakang karena sering terlihat di perkumpulan jago-jago catur di warung kopi Usah Kau Kenang Lagi dan mengajari orang langkah-langkah a la Karpov. Nama ini terkesan tempelan saja, artinya tanpa tokoh ini pun tak akan mengubah jalan cerita. Aku menghitung tidak lebih hanya 3 kali saja nama perempuan ini disebut. Entah alasan apa yang membuat Andrea Hirata memberi judul seperti itu. Aku rasa judul Mimpi-Mimpi Lintang jauh lebih sesuai.<br /><br />Ada juga hal yang ganjil pada saat Ikal menemukan bangkai perahu lanun di dasar sungai Linggang. Keputusan untuk meng'kanibal'kan material kayu kapal lanun demi menyempurnakan haluan perahu Mimpi-Mimpi Lintang—Ikal memberi nama perahunya seperti itu untuk menghormati sahabatnya—rasanya sesuatu yang tak masuk di akal. Mana mungkin seorang Ikal yang notabene seorang berpendidikan tinggi mengabaikan nilai historis sebuah perahu yang telah karam ratusan tahun lalu hanya demi ambisi membangun perahu baru.<br /><br />Terlepas dari adanya beberapa kekurangan di atas, buku ini tentu mempunyai banyak keistimewaan dan memang layak menjadi bacaan wajib terutama bagi teman-teman yang sudah membaca 3 buku sebelumnya sekaligus untuk menjawab pertanyaan berikut:<br />Mampukah Ikal menemukan A Ling? Dan bagaimanakah akhir kisah cinta dua anak manusia ini, bisakah mereka bersatu dalam maghligai rumah tangga? Jawabannya bisa kalian dapatkan setelah membaca buku setebal 504 halaman ini. Selamat membaca!<br /></div>cheat rahttp://www.blogger.com/profile/00539936882102931218noreply@blogger.com4